NPM : 40211733
Kelas : 3 DA 02
1.Judul : ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK mENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, TBK PERIODE TAHUN 2010-2012
2.Penulis : Ingrid E. Turang
3.Tahun : 2010 – 2011
A. Latar Belakang
Melihat begitu
pentingnya peranan perbankan, maka sebagai sebuah perusahaan, Bank didorong
untuk lebih efisien dan selektif dalam mengelolah, mempertahankan dan
melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih professional. Pesaing di dunia
perbankan tidak hanya berorientasi lokal tetapi sudah mengglobal untuk menjawab
tantangan di era globalisasi ini. dengan banyaknya pesaing di dunia perbankan,
setiap perusahaan dituntut untuk mampu menampilkan kinerja perusahaan yang
terbaik dan strategi yang matang dalam segala bidang termasuk manajemen
keuangan.
Analisis rasio
keuangan bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam
penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas perusahaan dalam mengelola keuangannya. Analisis rasio ini mencakup
rasio Likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tepat
pada waktunya, analisis rasio profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan
perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan sedangkan analisis rasio
solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban
jangka pendek dan panjang tepat pada waktunya. Ketiga rasio ini memiliki
berhubungan yang erat dengan kinerja suatu perusahaan. Perusahaan yang
dikatakan sehat bukan hanya mampu membayar kewajiban jangka pendek tetapi juga
mampu menghasilkan laba atau keuntungan bahkan mampu memenuhi seluruh kewajiban
jangka panjangnya tepat pada waktunya. Karena ada perusahaan yang likuiditas
dan profitabilitasnya baik tetapi solvabilitasnya tidak baik, ataupun
sebaliknya.
Sebagai Bank Swasta
Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti
menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas
pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun
aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para
pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para
pensiunan. Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama
dengan PT Taspen, sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan
pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program
Taspen”, yaitu Pembayaran
Tabungan hari Tua,
Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Dengan melihat begitu kegiatan usahanya dan kerjasama dengan
perusahaan terkemuka, maka PT. Bank BTPN, Tbk dituntut untuk mampu menilai
kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan melalui laporan keuangan baik dari
segi Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas, harus menunjukkan posisi
keuangan PT. Bank BTPN, Tbk itu likuid, profitable dan solvable sehingga PT.
Bank BTPN, Tbk dapat mempertahankan dan menunjukkan tingkat kinerja keuangan
perusahaan di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan sarat
persaingan.
Berdasarkan uraian
tersebut maka penulis ingin menelusuri aplikasi dari analisis Rasio Keuangan
Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Tbk (Periode tahun 2010-2012).
B. Tujuan
Untuk mengetahui
sejauh mana tingkat perkembangan Kinerja Keuangan PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional, Tbk berdasarkan analisis rasio keuangan.
C. Metode Penilitian
·
Design
penelitian
Penelitian dengan
sifat data deskriptif kuantitatif untuk menelusuri kinerja keuangan perusahaan
pada PT. Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 s.d tahun 2012.
·
Objek Dan Lokasi Penelitian
Berlokasi pada PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk dengan pendekatan studi kasus terhadap kinerja
keuangan perusahaan ditinjau dari Rasio Keuangan. Laporan Keuangan yang diambil
adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 s.d
tahun 2012.
·
Variabel Yang
Diteliti Dan Definisi Operasional
Dalam penulisan ini,
variabel-variabel yang digunakan dalam pengukuran yaitu laporan keuangan,
analisa laporan keuangan, analisis likuiditas, analisis profitabilitas,
analisis solvabilitas.
·
Data Dan
Sumber Data
Menurut Suharsimi dalam
buku Metodologi Penelitian karangan Kuntjojo (2009 : 36), data adalah segala
fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi dalam
penelitian. Jenis data dibedakan menjadi 2 (dua).
1. Data Kuantitatif
Menurut Kaisram dalam Kuntjojo (2009 : 11), penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisa keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.
2. Data Kualitatif
Menurut Moleong dalam Kuntjojo (2009 : 15), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian.
Sumber data menurut Indriantoro dan Supomo (2002 :
55-56) dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Data Primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara).
2. Data Sekunder
Merupakan jenis data yang
diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh
D. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis
Rasio Keuangan
Rrasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan.
Dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk telah melakukan dengan baik
kinerjanya di bidang keuangan dari segi rasio keuangan. Yang menjadi dasar
dalam penilaian kinerja suatu perusahaan yaitu kondisi keuangannya.
Setelah
menganalisa Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk hasil
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut Liquid dan solvable, karena PT. Bank 10
Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk mampu melunasi
kewajiban-kewajibannya yang bersifat jangka pendek dan juga mampu melunasi
utang-utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Pada posisi ini saham
perusahaan dilihat dalam kondisi baik atau konstan bertumbuh. Artinya secara
financial dan non financial perusahaan dianggap tidak memiliki kendala atau
permasalahan apapun.
Analisis Data Rasio Likuiditas
A . Cash Ratio
Tabel 4.1
Perhitungan Cash Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
|
Alat
Likuid
|
Pinjaman
Yang Harus Segera Dibayar
|
CR
|
2010
|
2.949.297
|
25.499.011
|
11,5%
|
2011
|
4.039.185
|
35.589.145
|
11,3%
|
2012
|
4.978.454
|
45.040.151
|
11%
|
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
bahwa Cash Ratio PT Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar
11,5% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11,5 kas
yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan
yang cukup likuid.
Pada tahun 2011, cash ratio menjadi
11,3% yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11,3 kas yang
dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang
likuid, jadi perusahaan masih mampu untuk melunasi hutang-hutang lancarnya
dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.
Pada tahun 2012, cash ratio menjadi 11% yang
berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11 kas yang dimiliki
perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid.
B.
Reserve Requirement
Tabel 4.2
Perhitungan Reserve Requirement PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
|
Jumlah Alat Likuid
|
Simpanan Pihak Ketiga
|
RR
|
2010
|
2.949.297
|
25.454.473
|
11,6%
|
2011
|
4.039.185
|
35.738.145
|
11,3%
|
2012
|
4.978.454
|
43.964.980
|
11%
|
Sumber : Laporan Tahunan BTPN (dikelolah)
Tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa Reserve Requirement PT Bank BTPN pada tahun 2010 menunjukkan nilai
sebesar 11,6% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan 11,6% dana dari
pihak ketiga yang dihimpun bank. Pada tahun 2011 Reserve Requirement menunjukkan
nilai sebesar 11,3% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan 11,3% dana
dari pihak ketiga yang dihimpun bank dan pada tahun 2012 Reserve Requirement
menunjukkan nilai sebesar 11% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan dana
pihak ketiga yang dihimpun bank sebagaimana yang telah ditentukan berdasarkan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/17/13PPP sejak tahun 1997 yaitu 5%. (Lukman
Dendawijaya 2005 : 115)
C.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Tabel 4.3
Perhitungan Loan to Deposit Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
Tahun
|
Jumlah Kredit
Yang Diberikan
|
Dana Yang Diterima Oleh Bank
|
LDR
|
2010
|
23.328.089
|
29.743.770
|
78%
|
2011
|
30.310.157
|
41.235.198
|
73%
|
2012
|
38.844.046
|
52.806.530
|
86%
|
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui
bahwa Loan to Deposit Ratio PT Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 menunjukkan nilai
sebesar 78% itu berarti likuiditas Bank 12
BTPN Tbk pada tahun
2010 berada di bawah batas aman begitu juga pada tahun 2011 Bank BTPN Tbk masih
berada di bawah batas aman yaitu 73% tetapi pada tahun 2012 meningkat menjadi
86%, itu berarti likuiditas Bank BTPN Tbk dinilai sehat. Hal ini menurut tata
cara penilaian tingkat kesehatan bank dari Bank Indonesia yaitu batas toleransi
berkisar 85% dab 100%.
Analisis
Data Rasio Profitabilitas
A.
Return On Asset (ROA)
Tabel 4.4
Perhitungan Return On Asset PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
Tahun
|
Laba Bersih
|
Total Aktiva
|
ROA
|
2010
|
837.969
|
34.522.573
|
2,42%
|
2011
|
1.399.907
|
46.651.141
|
3,00%
|
2012
|
1.977.268
|
59.090.132
|
3,34%
|
B.
Return On Equity (ROE)
Tabel 4.5
Perhitungan Return On Equity PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
|
Laba Bersih
|
Modal Sendiri
|
ROE
|
2010
|
837.969
|
4.217.291
|
20%
|
2011
|
1.399.907
|
5.617.198
|
25%
|
2012
|
1.977.268
|
7.733.927
|
26%
|
Berdasarkan tabel
4.5 dapat diketahui bahwa Return On Equity PT Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 20%, pada
tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 25% dan pada tahun 2012 mengalami
kenaikan menjadi 26%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan
laba bersih dari tahun ke tahun, selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan
kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya 2005 : 119).
C.
Net Profit Margin (NPM) Ratio
Tabel 4.6
Perhitungan Net Profit Margin PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Laba Bersih
|
Pendapatan Operasional
|
NPM
|
2010
|
837.969
|
1.146.105
|
73%
|
2011
|
1.399.907
|
1.795.283
|
78%
|
2012
|
1.977.268
|
2.487.158
|
79%
|
Berdasarkan
tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Net Profit Margin PT Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 73%, pada
tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 78% dan pada tahun 2012 mengalami
kenaikan menjadi 79%. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BTPN Tbk dalam
praktiknya memperoleh tingkat keuntungan yang diterimanya dari kegiatan
operasional.
A. Analisis
Data Rasio Solvabilitas
Tabel 4.7
Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Modal Bank
|
ATMR
|
CAR
|
2010
|
4.217.291
|
34.522.573
|
12,2%
|
2011
|
5.617.198
|
46.651.141
|
12,04%
|
2012
|
7.733.927
|
59.090.132
|
13,08%
|
Berdasarkan tabel 4.8
dapat diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio PT Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 12,2%, pada
tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 12,04% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan
menjadi 13,08%. Berdasarkan SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank bahwa setiap bank umum
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut
resiko (ATMR). Itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai Bank Sehat
dari segi penyediaan minimum modal karena sudah memenuhi ketentuan CAR
(kecukupan modal).
B.
Debt To Equity Ratio
Tabel 4.9
Perhitungan Debt To Equity Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
|
Total Hutang
|
Jumlah Modal Sendiri
|
DER
|
2010
|
30.305.282
|
4.217.291
|
719%
|
2011
|
41.033.943
|
5.617.198
|
731%
|
2012
|
51.356.205
|
7.733.927
|
664%
|
Berdasarkan tabel
4.9 dapat diketahui bahwa Debt To Equity Ratio PT Bank BTPN pada tahun 2010
hutang sebesar Rp. 30.305.282 dijamin oleh Rp. 719 modal sendiri, pada tahun
2011 hutang sebesar Rp. 41.033.943 dijamin oleh Rp. 731 modal sendiri dan pada
tahun 2012 hutang sebesar Rp. 51.356.205 dijamin oleh Rp. 664 modal sendiri.
C.
Long Term Debt to Assets Ratio
Tabel 4.10
Perhitungan Long Term Debt to Assets Ratio (LTDAR) PT.
BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Hutang Jangka Panjang
|
Total Aktiva
|
LTDAR
|
2010
|
3.135.505
|
34.522.573
|
9,08%
|
2011
|
3.631.842
|
46.651.141
|
8%
|
2012
|
4.533.156
|
59.090.132
|
7,7%
|
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dan
analisis yang telah diuraikan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Rasio Likuiditas PT Bank BTPN,
Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan kinerja perusahaan
berfluktuasi atau tidak stabil. Hal ini berarti manajemen perusahaan masih
kurang stabil dalam mengelola perusahaannya. Hal tersebut nampak pada Cash
Ratio dan Reserve Requirement yang meskipun masih dikatakan sehat tetapi dari
tahun ke tahun semakin menurun dan Loan to Deposit Ratio selama dua tahun
pertama berada di bawah batas aman setelah tahun yaitu tahun 2012 telah berada
pada posisi yang sehat.
Rasio Profitabilitas secara
keseluruhan keadaan rasio profitabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2012 mengalami peningkatan. Seperti Return On Assets dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan itu berarti semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut maka semakin baik bank tersebut dari segi penggunaan aset. Return
On Equity PT Bank BTPN mengalami kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami kenaikan laba bersih dari tahun ke tahun dengan demikian perusahaan
akan mengalami kenaikan harga saham bank.
Net
Profit Margin PT Bank BTPN mengalami kenaikan, Hal ini menunjukkan perusahaan
sudah melakukan pengelolaan kegiatan operasionalnya dengan baik. Rasio
Solvabilitas secara keseluruhan Rasio Solvabilitas dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012 berfluktuasi. Capital Adequacy Ratio PT Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai Bank
Sehat dari segi penyediaan minimum modal karena sudah memenuhi ketentuan CAR
(kecukupan modal). Tetap Debt To Equity Ratio dan Long Term Debt to Assets
Ratio meskipun masih berada pada posisi yang baik, keduanya dari tahun ke tahun
mengalami penurunan.
Daftar Pustaka
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia
Indonesia: Bogor
Harrison & Horngren, 2007, Akuntansi, Edisi
7 jilid 1. Erlangga. Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi
Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Irham Fahmi, 2012, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan
Kesatu. Penerbit Alfabeta. Bandung
Kuntjojo, 2009, Metodologi Penelitian, Kediri :
Universitas Nusantara PGRI
file:///D:/BTPN/Bank_Tabungan_Pensiunan_Nasional.html
Http://www.google.co.id/skripsi Fadly Kurniawan “Analisis
Rasio Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Http://www.google.co.id/skripsi
Fita Nilasari “Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk”.