Pages - Menu

Rabu, 26 Maret 2014

Riview Jurnal

Nama : Andi Gunawan
NPM : 40211733
Kelas : 3 DA 02

1.Judul                     :               ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK mENGUKUR      KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, TBK PERIODE TAHUN 2010-2012
2.Penulis                 : Ingrid E. Turang
3.Tahun                    : 2010 – 2011 



A.     Latar Belakang
Melihat begitu pentingnya peranan perbankan, maka sebagai sebuah perusahaan, Bank didorong untuk lebih efisien dan selektif dalam mengelolah, mempertahankan dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih professional. Pesaing di dunia perbankan tidak hanya berorientasi lokal tetapi sudah mengglobal untuk menjawab tantangan di era globalisasi ini. dengan banyaknya pesaing di dunia perbankan, setiap perusahaan dituntut untuk mampu menampilkan kinerja perusahaan yang terbaik dan strategi yang matang dalam segala bidang termasuk manajemen keuangan.
Analisis rasio keuangan bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola keuangannya. Analisis rasio ini mencakup rasio Likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, analisis rasio profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan sedangkan analisis rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang tepat pada waktunya. Ketiga rasio ini memiliki berhubungan yang erat dengan kinerja suatu perusahaan. Perusahaan yang dikatakan sehat bukan hanya mampu membayar kewajiban jangka pendek tetapi juga mampu menghasilkan laba atau keuntungan bahkan mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya tepat pada waktunya. Karena ada perusahaan yang likuiditas dan profitabilitasnya baik tetapi solvabilitasnya tidak baik, ataupun sebaliknya.
Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen, sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen”, yaitu Pembayaran
Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Dengan melihat begitu  kegiatan usahanya dan kerjasama dengan perusahaan terkemuka, maka PT. Bank BTPN, Tbk dituntut untuk mampu menilai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan melalui laporan keuangan baik dari segi Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas, harus menunjukkan posisi keuangan PT. Bank BTPN, Tbk itu likuid, profitable dan solvable sehingga PT. Bank BTPN, Tbk dapat mempertahankan dan menunjukkan tingkat kinerja keuangan perusahaan di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan sarat persaingan.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin menelusuri aplikasi dari analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (Periode tahun 2010-2012).  
                                            
B.      Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan Kinerja Keuangan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk berdasarkan analisis rasio keuangan.
C.      Metode Penilitian
·         Design penelitian
Penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif untuk menelusuri kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 s.d tahun 2012.
·         Objek Dan Lokasi Penelitian   
Berlokasi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk dengan pendekatan studi kasus terhadap kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari Rasio Keuangan. Laporan Keuangan yang diambil adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 s.d tahun 2012.
·         Variabel Yang Diteliti Dan Definisi Operasional
Dalam penulisan ini, variabel-variabel yang digunakan dalam pengukuran yaitu laporan keuangan, analisa laporan keuangan, analisis likuiditas, analisis profitabilitas, analisis solvabilitas.


·         Data Dan Sumber Data
Menurut Suharsimi dalam buku Metodologi Penelitian karangan Kuntjojo (2009 : 36), data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi dalam penelitian. Jenis data dibedakan menjadi 2 (dua).

1. Data Kuantitatif
Menurut Kaisram dalam Kuntjojo (2009 : 11), penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisa keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

2. Data Kualitatif

Menurut Moleong dalam Kuntjojo (2009 : 15), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Sumber data menurut Indriantoro dan Supomo (2002 : 55-56) dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Data Primer

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara).

2. Data Sekunder

Merupakan jenis data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh

D.      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio Keuangan

Rrasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk telah melakukan dengan baik kinerjanya di bidang keuangan dari segi rasio keuangan. Yang menjadi dasar dalam penilaian kinerja suatu perusahaan yaitu kondisi keuangannya.
Setelah menganalisa Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk hasil menunjukkan bahwa perusahaan tersebut Liquid dan solvable, karena PT. Bank 10
Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk mampu melunasi kewajiban-kewajibannya yang bersifat jangka pendek dan juga mampu melunasi utang-utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Pada posisi ini saham perusahaan dilihat dalam kondisi baik atau konstan bertumbuh. Artinya secara financial dan non financial perusahaan dianggap tidak memiliki kendala atau permasalahan apapun.



Analisis Data Rasio Likuiditas

A . Cash Ratio

                      
         
Tabel 4.1
Perhitungan Cash Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Alat Likuid
Pinjaman Yang Harus Segera Dibayar
CR
2010
2.949.297
25.499.011
11,5%
2011
4.039.185
35.589.145
11,3%
2012
4.978.454
45.040.151
11%


Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Cash Ratio PT Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 11,5% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11,5 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang cukup likuid.
Pada tahun 2011, cash ratio menjadi 11,3% yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11,3 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid, jadi perusahaan masih mampu untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.
Pada tahun 2012, cash ratio menjadi 11% yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid.




B. Reserve Requirement



Tabel 4.2
Perhitungan Reserve Requirement PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Jumlah Alat Likuid
Simpanan Pihak Ketiga
RR
2010
2.949.297
25.454.473
11,6%
2011
4.039.185
35.738.145
11,3%
2012
4.978.454
43.964.980
11%
Sumber : Laporan Tahunan BTPN (dikelolah)

                      Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Reserve Requirement PT Bank BTPN pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 11,6% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan 11,6% dana dari pihak ketiga yang dihimpun bank. Pada tahun 2011 Reserve Requirement menunjukkan nilai sebesar 11,3% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan 11,3% dana dari pihak ketiga yang dihimpun bank dan pada tahun 2012 Reserve Requirement menunjukkan nilai sebesar 11% yang berarti bahwa Bank BTPN Tbk menyisihkan dana pihak ketiga yang dihimpun bank sebagaimana yang telah ditentukan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/17/13PPP sejak tahun 1997 yaitu 5%. (Lukman Dendawijaya 2005 : 115)


C. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Tabel 4.3
Perhitungan Loan to Deposit Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
Tahun
Jumlah Kredit
Yang Diberikan
Dana Yang Diterima Oleh Bank
LDR
2010
23.328.089
29.743.770
78%
2011
30.310.157
41.235.198
73%
2012
38.844.046
52.806.530
86%

                        Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Loan to Deposit Ratio PT Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 78% itu berarti likuiditas Bank 12
                           BTPN Tbk pada tahun 2010 berada di bawah batas aman begitu juga pada tahun 2011 Bank BTPN Tbk masih berada di bawah batas aman yaitu 73% tetapi pada tahun 2012 meningkat menjadi 86%, itu berarti likuiditas Bank BTPN Tbk dinilai sehat. Hal ini menurut tata cara penilaian tingkat kesehatan bank dari Bank Indonesia yaitu batas toleransi berkisar 85% dab 100%.


Analisis Data Rasio Profitabilitas
  A. Return On Asset (ROA)




Tabel 4.4
Perhitungan Return On Asset PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
Tahun
Laba Bersih
Total Aktiva
ROA
2010
837.969
34.522.573
2,42%
2011
1.399.907
46.651.141
3,00%
2012
1.977.268
59.090.132
3,34%
                                                                                           (dalam Jutaan Rupiah)
B. Return On Equity (ROE)
 

Tabel 4.5
Perhitungan Return On Equity PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Laba Bersih
Modal Sendiri
ROE
2010
837.969
4.217.291
20%
2011
1.399.907
5.617.198
25%
2012
1.977.268
7.733.927
26%

                            Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Return On Equity PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 20%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 25% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 26%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan laba bersih dari tahun ke tahun, selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya 2005 : 119).


 C. Net Profit Margin (NPM) Ratio

Tabel 4.6
Perhitungan Net Profit Margin PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Laba Bersih
Pendapatan Operasional
NPM
2010
837.969
1.146.105
73%
2011
1.399.907
1.795.283
78%
2012
1.977.268
2.487.158
79%

                        Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Net Profit Margin PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 73%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 78% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 79%. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BTPN Tbk dalam praktiknya memperoleh tingkat keuntungan yang diterimanya dari kegiatan operasional.


A. Analisis Data Rasio Solvabilitas
 


 
Tabel 4.7
Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Modal Bank
ATMR
CAR
2010
4.217.291
34.522.573
12,2%
2011
5.617.198
46.651.141
12,04%
2012
7.733.927
59.090.132
13,08%



                      Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 12,2%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 12,04% dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 13,08%. Berdasarkan SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank bahwa setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai Bank Sehat dari segi penyediaan minimum modal karena sudah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal).


B. Debt To Equity Ratio

Tabel 4.9
Perhitungan Debt To Equity Ratio PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Total Hutang
Jumlah Modal Sendiri
DER
2010
30.305.282
4.217.291
719%
2011
41.033.943
5.617.198
731%
2012
51.356.205
7.733.927
664%
                           
                            Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa Debt To Equity Ratio PT Bank BTPN pada tahun 2010 hutang sebesar Rp. 30.305.282 dijamin oleh Rp. 719 modal sendiri, pada tahun 2011 hutang sebesar Rp. 41.033.943 dijamin oleh Rp. 731 modal sendiri dan pada tahun 2012 hutang sebesar Rp. 51.356.205 dijamin oleh Rp. 664 modal sendiri.


C. Long Term Debt to Assets Ratio

 
Tabel 4.10
Perhitungan Long Term Debt to Assets Ratio (LTDAR) PT. BTPN, Tbk
Periode Tahun 2010-2012
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Hutang Jangka Panjang
Total Aktiva
LTDAR
2010
3.135.505
34.522.573
9,08%
2011
3.631.842
46.651.141
8%
2012
4.533.156
59.090.132
7,7%
                           
                Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa Long Term Debt to Assets Ratio PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami penurunan dimana pada tahun 2010 nilai 9,08% seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Pada tahun 2011 nilai 8% seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang dan pada tahun 2012 nilai 7,7% seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Itu berarti semakin berkurangnya pinjaman bank kepada pihak lain.






KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dan analisis yang telah diuraikan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut.
                Rasio Likuiditas PT Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan kinerja perusahaan berfluktuasi atau tidak stabil. Hal ini berarti manajemen perusahaan masih kurang stabil dalam mengelola perusahaannya. Hal tersebut nampak pada Cash Ratio dan Reserve Requirement yang meskipun masih dikatakan sehat tetapi dari tahun ke tahun semakin menurun dan Loan to Deposit Ratio selama dua tahun pertama berada di bawah batas aman setelah tahun yaitu tahun 2012 telah berada pada posisi yang sehat.
                Rasio Profitabilitas secara keseluruhan keadaan rasio profitabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Seperti Return On Assets dari tahun ke tahun mengalami kenaikan itu berarti semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut maka semakin baik bank tersebut dari segi penggunaan aset. Return On Equity PT Bank BTPN mengalami kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan laba bersih dari tahun ke tahun dengan demikian perusahaan akan mengalami kenaikan harga saham bank.
                Net Profit Margin PT Bank BTPN mengalami kenaikan, Hal ini menunjukkan perusahaan sudah melakukan pengelolaan kegiatan operasionalnya dengan baik. Rasio Solvabilitas secara keseluruhan Rasio Solvabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 berfluktuasi. Capital Adequacy Ratio PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai Bank Sehat dari segi penyediaan minimum modal karena sudah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal). Tetap Debt To Equity Ratio dan Long Term Debt to Assets Ratio meskipun masih berada pada posisi yang baik, keduanya dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

 










Daftar Pustaka
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Bogor
Harrison & Horngren, 2007, Akuntansi, Edisi 7 jilid 1. Erlangga. Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Irham Fahmi, 2012, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Kesatu. Penerbit Alfabeta. Bandung
Kuntjojo, 2009, Metodologi Penelitian, Kediri : Universitas Nusantara PGRI
file:///D:/BTPN/Bank_Tabungan_Pensiunan_Nasional.html
Http://www.google.co.id/skripsi Fadly Kurniawan “Analisis Rasio Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Http://www.google.co.id/skripsi Fita Nilasari “Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk”.