Pages - Menu

Rabu, 02 Juli 2014

KONTINUITAS DIDALAM LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASIKAN

Pengertian laporan keuangan yang dikonsolidasikan
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya,  jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi
Yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan  yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.

Adanya Kontinuitas didalam Laporan Keuangan yang Dikonsolidasikan
            Adanya kontinuitas yang dimaksud adalah bahwa saldo rekening-rekening yang tercantum dalam neraca konsolidasi pada suatu saat merupakan kelanjutan dari pada saldo rekening-rekening sama dalam neraca konsolidasi yang disusun pada akhir periode sebelumnya. Atau dapat diusut kembali melalui berbagai mutasi yang telah terjadi  sebagai akibat transaksi dalam perusahaan afiliasi untuk periode akuntansi yang bersangkutan ke saldo rekening-rekening yang sama dalam neraca konsolidasi pada akhir periode sebelumnya.

            Demikian pula pada laporan laba ditahan yang dikonsolidasikan saldo laba yang yang ditahan untuk masing-masing kelompok pemegang saham pada akhir periode terdiri dari saldo laba yang ditahan akhir periode sebelumnya ditambah bagian laba masing-masing pemegang saham dan dikurangi dengan jumlah deviden yang dibagikan. Apabila neraca konsolidasi disusun atas dasar neraca individual eliminasi terhadap transaksi jual-beli barang-barang dagang antar perusahaan afiliasi terbatas hanya sebesar rugi/laba bersihnya melainkan harus seluruh jumlah hasil penjualan disatu pihak dan seluruh harga pembelian dipihak yang lain.

Jumat, 06 Juni 2014

RIVIEW JURNAL ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

A. Identitas Jurnal.

                Jurnal ilmiah berjudulkanANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI BALAI KOTA SAMARINDA” yang di tulis oleh INDAH AGUSTINI TRI UTAMI. Vol.8 No. 2 Agustus 2012 dengan baris halaman : 2168 – 2357.

B. Latar Belakang

            Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat dan menguntungkan bagi konsumennya. Serta anggotanya baik sebagai produsen maupun konsumen. Sebagai badan usaha, koperasi harus dikelola dengan baik sebagaimana layaknya bentuk badan usaha yang lain.
             Laporan keuangan koperasi merupakan salah satu sumber informasi yang penting. Dimana laporan keuangan merupakan alat untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan suatu badan usaha serta hasil yang akan dicapai.

                 Di Harapkan Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengurus Koperasi Pegawai Negeri Balaikota untuk mengetahui dari mana saja modal kerja dapat diperoleh dari hasil usahanya dan bagaimana komposisinya, serta untuk mengetahui bagaimana seharusnya pengurus koperasi tersebut menggunakan modal kerja yang diperoleh dari hasil usahanya, agar tidak terjadi krisis atau kerugian dan membayar semua kewajiban tepat pada waktunya.

C. Tujuan

            Tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui apakah terjadi perubahan modal kerja yang menggambarkan sumber sumber tertentu, dari mana modal kerja diperoleh, serta berbagai penggunaan dari modal kerja tersebut. Seberapa besar sumber dana modal kerja digunakan dalam operasi usaha koperasi Pegawai Negeri Baalaikota Samarinda.

D. Metode


            Metode yang digunakan adalah Teknik Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai kegiatan Koperasi Pegawai Negeri Balaikota Samarinda.

E. Hasil dan Pembahasan

              E.1 Analisis

            Langkah pertama untuk melakukan penganalisisan data yang telah disajikan ialah dengan membandingkan Neraca tahun 2010 & tahun 2011, sehigga dapatlah diketahui adanya perubahan yang terjadi dari setiap elemen modal kerja. Dari Neraca Koperasi Pegawai Negeri Balaikota Samarinda tahun 2010 dan 2011, maka dapatlah disusun Neraca Perbandingan sebagai berikut :


          Dari laporan perubahaan modal kerja di atas terlihat bahwa adanya pertambahan modal kerja sebesar Rp.111.752.795,- yang berasal dari selisih modal kerja tahun 2010 sebesar Rp.907.709.456,- dan tahun 2011 sebesar Rp.1.019.462.251.Selanjutnya pada tahap berikutnya adalah membuat laporan sumber dan penggunaan Modal Kerja sebagai berikut :

E.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penganlisaan data di atas dapatlah diketahui bahwa:

      Bertambahnya modal kerja sebesar Rp.111.752.795,- berasal dari :

·          Piutang Anggota Rp. 182.573.560,- dimana Piutang anggota tahun 2010 Rp.361.400.067,- berubah ditahun 2011 menjadi Rp.543.973.627,-

·     Piutang non Anggota sebesar Rp.134.753.301,- dimana tahun 2010 sebesar Rp.114.605.626,- berubah menjadi Rp.249.358.927,- (2011)

·     Hutang Dagang Rp. 7.316.398,-dimana pada tahun 2010 Rp.13.132.200,-dan pada tahun 2011 berkurang menjadi Rp.5.815.802,-

Sedangkan yang menyebabkan berkurangnya modal kerja akibat :

·     Berkurangnya simpanan di bank sebesar Rp.169.316.663,- dimana simpanan di bank
     tahun 2010 sebesar Rp.434.216.330,- berubah menjadi Rp.264.899.667,- tahun 2011.

·     Terjualnya persediaan barang sebesar Rp.36.140.141,- dimana tahun 2010 sebesar
     Rp.88.960.714,- berubah menjadi Rp.52.820.573,-di tahun 2011.

·     Bertambahnya simpanan sukarela Rp.3.444.213, cimana pada tahun 2010 sebesar Rp.69.271.500,- dan ditahun 2011.sebesar Rp.72.715.713,-

·     Bertambahnya dana dana SHU sebesar Rp.3.989.447,-yang diperoleh dari tahun 2010sebesar Rp.15.964.591,- dan pada tahun 2011 menjadi Rp.19.954.028,-

            Sedangkan analisis dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja KPN Balai Kota Samarinda dari pembahasan diatas bahwa bertambahnya modal kerja tersebut dipengaruhi oleh adanya sumber sumber serta penggunaan modal kerja sebagai berikut :

·     Sumber modal kerja diperoleh dari adanya depresiasi aktiva tetap berupa Bangunan Ruko dan Inventaris Toko/kantor sebesar Rp.21.919.714,- .Tetapi jika dilihat dari data neraca tidak terlihat pengurangan tersebut akibat depresiasi aktiva tetap karena seluruh aktiva tetap hanya mempunyai akumulasi depresiasi aktiva secara keseluruhan yang terdiri dari depresiasi Bangunan Ruko, dan inventaris kantor/toko yang seluruhnya berjumlah Rp.142.801.724,- pada tahun 2010 dan Rp.164.721.438,- pada tahun 2011.Kenaikan dari akumulasi penyusutan aktiva tetap terebut diakibatkan dari pembelian inventaris kantor/toko.

·     Kemudian sumber modal juga berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib sebesar Rp.2.050.000,- dan Rp.146.815.426,- sumber ini berasal dari masuknya anggota baru yang tadinya orang manjadi orang dimana mereka melakukan simpanan setiap bulannya.

·     Dari adanya pertambahan cadangan yang dibentuk setiap tahunnya sebesar 40% dari sisa hasil usaha untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp.62.461.866,-

·     Adanya kenaikan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp.53.018.910,-,


            Dari sumber modal kerja tadi oleh perusahaan digunakan untuk ::

·     Penyertaan ke PKPN/PKP-RI sebesar Rp.1.200.000,- Deposito pada Bank Kaltim Rp.100.000.000,- dan penyertaan lainnya Rp.5.586.450,-

·     Sedangkan Penggunaan modal kerja juga digunakan untuk pembelian inventaris kantor/toko sebesar Rp.31.060.000,- sehingga mengakibatkan adanya kenaikan akumulasi penyusutan sebesar Rp.21.919.714,- sebagai penambahan sumber dana.

·     Selain itu adanya pelunasan hutang pada PKPRI KT sebesar Rp.20.000.000,- dan adanya pelunasam piutang terhadap PT Taspen Sebesar Rp.16.666.671,-

           
F. Kesimpulan

      Dari analisa dan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa modal kerja KPN Balai Kota Samarinda mengalami kenaikan sebesar Rp.111.752.795 ,- kenaikan tersebut dipengaruhi juga oleh adanya sumber dan penggunaan dana non current account . Jika dilihat dari jumlah kenaikannya cukup besar hal ini dikarenakan, modal kerjanya banyak digunakan dalam kegiatan, penjualan secara kredit baik kepada anggota dan bukan anggota serta bertambahnya hutang dagang, hanya resekonya adalah jika piutang tersebut tidak dapat ditagih pada waktunya.


Rabu, 04 Juni 2014

ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA


Berikut ini adalah laporan keuangan PT Mutiara berupa Neraca periode 31 Desember 2008 dan 2009, beserta perubahannya.


            Selama tahun 2009, Perusahaan PT. Mutiara mendapatkan keuntungan netto sesudah pajak sebesar Rp. 1.600.000 dan dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000.
            Dari contoh Neraca di atas kemudian dapat dibuat laporan sumber-sumber dan penggunaan kas. Berikut ini adalah contoh laporan tersebut.


         Dari laporan penggunaan dana tersebut terlihat bahwa penggunaan dana adalah untuk penambahan mesin, penambahan tanah dan pembayaran cash deviden.
            Sumber dana tersebut berasal dari keuntungan neto dan depresiasi (internal sources) dan utang jangka panjang (obligasi).

·         Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000 (50%) sisa keuntungan neto sebesar Rp. 800.000 (Rp. 1.600.000 – Rp. 800.000). Sisa keuntungan tersebut merupakan modal sendiri.
·         Dana yang digunakan untuk pembelian tanah berasal dari modal sendiri Rp 800.000 dan sisanya dibelanjai dengan utang jangka panjang
·         Tambahan mesin meliputi Rp. 1.000.000 dan dapat dibelanjai dengan utang jangka panjang dan depresiasi


            Dari analisa sumber-sumber dan penggunaan dana PT Mutiara dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan dananya dalam tahun 2009 sebagian besar untuk ekspansi dalam bentuk pembelian mesin dan tanah.


Dana Dalam Aliran Modal Kerja


        
               Dari contoh diatas besarnya modal kerja adalah Rp 2.200.000 – Rp 1.100.000 = Rp 1.100.000 misalnya ada utang dibayar Rp 200.000 akibatnya utang dagang menjadi Rp 500.000 dan kas menjadi Rp 200.000 maka modal kerjanya menjadi :



           Sesuai dengan contoh laporan sumber-sumber dan penggunaan kas di atas maka dapat dibuat laporan sumber dan penggunaan modal kerja sebagai berikut:


          Dari tabel tersebut terdapat perubahan modal kerja sebesar Rp400,00 artinya ada tambahan modal kerja. Selanjutnya dapat dibuat laporan sumber dan penggunaan modal kerja sebagai berikut :




          Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja tersebut bahwa pada tahun 2009 perusahaan telah mengadakan perluasan usaha dengan membeli mesin, tanah, dan modal kerjanya. Sedangkan sumber dana untuk memenuhi perluasan tersebut berasaal dari laba, penyusutan dan utang.








Mohon Maaf Jika Ada Kesalahan Dalam Memposting Tulisan Ini, Terimakasih . Semoga Bermanfaat.

Selasa, 13 Mei 2014

KONSOLIDASI – PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM

KONSOLIDASI  PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM
Pemilikan Tidak Langsung
                Yang dimaksud dengan Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).
Indirect holding ( struktur anak cucu )
                Perushaan A mempunyai saham B 80%, B mempunyai saham C 90%, maka dari itu secara tidak langsung perushaan A memiliki (80% x 90%) = 72% saham C. Selanjutnya pada  laporan keuangan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.  Struktur ini, yang disajian adalah apakah A punya kendali atas B dan B punya kendali atas C, namun pada  akhirnya kepemilikan A atas C secara tidak langsung kurang dari 50%.
                Sebagai Contoh Perushaan A mempunyai  saham perusahaan B 80%, B mempunyai saham perushaan  C 50%, maka secara tidak langsung A memiliki 80% x 50% = 40% saham C. Meskipun kepemilikan secara tidak A atas C kurang dari 50%,  laporan keuangan perushaan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A. 
                Didalam Indirect Holding ini. Berstruktukan induk-anak- cucu, dan Minoritasnya secara umum tidak langsung mempunyai hak Laba bersih perusahaan cucu, ( sebesar % kepemilikan MINORITAS x % kepemilikan anak terhadap cucu x Laba Bersih cucu)
( Mutual Holding)

Hubungan afiliasi akan semakin kompleks jika antar perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi saling memiliki saham. Perusahaan induk satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling  pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain.

     Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam neraca yang dikonsolidasi. Di dalam neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas perusahaan induk harus dieliminasi.Adapun prosedur eliminasinya dilakukan dengan cara yang sama terhadap hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak.
     
·           Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung:
a.      Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak control oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
b.    Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
c.       Hak control yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak).


Rabu, 07 Mei 2014

PENGERTIAN DAN PENGARUH ADANYA HAK KEPEMILIKAN DAN BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN DAN ADANYA PENGARUH TERHADAP NERACA KONSOLIDASI

Pengertian dan Pengaruh Adanya Perubahan Hak Pemilikan
            Penggabungan usaha adalah bergabungnya Perushaan - perushaan 1 atau lebih  kedalam  1 perusahaan  Guna untuk kesatuan ekonomi.
            Faktor faktor yang wajib di perhitugkan dalam memilih dasar, guna untuk menetukan kontribusi  dari perusahaan perusahaan yang mengadakan penggabungan usaha adalah:
·         Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham
·         Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham

            Kepemilikan perusahaan induk atau investor pada perusahaan anak/investasi mungkin berubah sebagai akibat perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak menjual saham miliknya sendiri. Pengaruh aktivitas-aktivitas tersebut pada perusahaan induk/investor tergantung pada harga saat saham tambahan tersebut dijual atau saham diperoleh kembali dibeli, dan pada apakah perusahaan induk dilibatkan secara langsung dalam transaksi-transaksi dengan perusahaan anak.


            Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini tidak disebabkan oleh perubahan nilai investasi seperti halnya pada metode equity.Tetapi perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relative (prosentage) pemilikan saham dari jumlah saham- saham perusahaan anak.perubahan- perubahan semacam ini tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap, akan tetapi banyak hal- hal lain yang mengakibatkan perubahan yang serupa.

Hal yang menyebabkan perubahan hak pemilikan dan pengaruhnya terhadap neraca konsolidasi:
1.      Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.
2.      Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak kontrol diperoleh baru sesudah bebarapa tahap pembelian saham.
3.      Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham perusahaan anak, yang dimiliki oleh perusahaan induk.
4.      Emisi saham dan penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.
5.      Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak.

Rabu, 30 April 2014

Cara Mengatasi FRAUD ( kecurangan )


Pengertian Fraud
                Fraud (kecurangan) merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung dengan merugikan pihak lain.
Berikut ini adalah jenis fraud berdasarkan subjek atau pelaku, sebagai berikut :

  •          employee fraud (kecurangan pegawai)

             kecurangan yang dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja,

  •          management fraud (kecurangan manajemen)

            kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan/transaksi keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya.
·    
  •        customer fraud

    Kecurangan yang dilakukan oleh konsumen/pelanggan, misalnya kecurangan oleh pihak kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek.
·         
  •     e commerce fraud (kecurangan melalui internet)

          Kecurangan yang dilakukan akibat adanya transaksi melalui internet (misalnya pengadaan lelang melalui internet).


Cara Mengatasi Fraud

                Untuk mencegah terjadinya fraud, mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan mengurangi peluang terjadinya fraud dengan memperhatikan hal – hal berikut ini:

1.   Memiliki sistem pengendalian yang baik
                 Berkaitan dengan pengendalian internal, Committee of Sponsoring Organizations (COSO)   mengharuskan perusahaan untuk memiliki kerangka pengendalian internal sebagai berikut:

                                a. lingkungan pengendalian yang baik
                                b. penilaian resiko
                                c. aktivitas pengendalian yang baik
                                d. arus komunikasi dan informasi yang baik
                                e. pengawasan

                Dari kelima unsur yang disebutkan pada kerangka di atas, Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:110) terfokus pada:

i.   Lingkungan pengendalian,

                Merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh perusahaan bagi para karyawan. Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal – hal berikut:

·      Peran dan contoh manajemen
·      Komunikasi manajemen
·      Perekrutan yang tepat
·      Struktur organisasi yang jelas
·      Internal audit perusahaan yang efektif

ii.  Arus komunikasi dan informasi yang baik (sistem akuntansi),

                setiap fraud pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan kecurangan, dan konversi. Sistem akuntansi yang baik dapat menyediakan jejak audit yang dapat membantu fraud ditemukan dan mempersulit penyembunyian. Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat mencakup kriteria berikut:

·      sah
·      diotorisasi dengan benar
·      lengkap
·      diklasifikasikan dengan benar
·      dilaporkan pada periode yang benar
·      dinilai dengan benar
·      diikhtisarkan dengan benar

iii. Aktivitas atau prosedur pengendalian,

          Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan, dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan, diperlukan lima prosedur pengendalian yang utama:

·      pemisahan tugas atau pengawasan ganda
·      sistem otorisasi
·      pengecekan independen
·      pengamanan fisik
·      dokumen dan pencatatan

2.   Menghambat terjadinya kolusi
3.   Mengawasi karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk pelaporan fraud
4.   Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan fraud
5.   Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.





Sumber - sumber : 



Analisis Ratio Keuangan


Ananlisis Ratio Keuangan
     
Data - data ini di ambil dari Laporan keuangan Pt . Indofood tahun 2012 




1. Ratio Likuiditas
- Current Ratio                  =  Harta Lancar / Hutang lancar
                                                       = 59.324.207 / 13.080.544
                                                       = 4,54  (4,54 x 100% = 454 % atau 4,5 x)

- Quick Ratio                      = ( Harta Lancar – persediaan ) / Hutang lancar
                                     = (59.324.207 – 7.782.594) /  13.080.544
                                     = 51.541.613 / 13.080.544
                                     = 3,94   (3,94 x 100 % = 394 % atau 3,9 x)
 - Cash Ratio                      = Kas / Hutang Lancar
                                           = 13.343.028 / 13.080.544

                                            = 1,02  (1,02 x 100 % = 102 % atau 1,2 x) 
2. Rasio Laverage
                - Total debt to equity ratio          
                                                           = (hutang lancar + hutang Jgk. Panjang) /Modal
                                                           = (13.080.544 + 8.353.827) / 34.142.674
                                                           = 21.434.371  / 34.142.674
                                                           = 0,63   ( 0,63 x 100 % = 63 % atau 0,6 x)
- Long term dept to equity ratio
                                               = hutang jk. Panjang / modal
                                               = 8.353.827 / 34.142.674
                                               = 0,24  ( 0,24 x 100 % = 24 % atau 0,24 x)
-Time interest earned ratio    
                                               = EBIT / bunga
                                               = 6.309.756 / 926.590
                                               = 6,81  atau 7 X
- Debt to total assets ratio      
                                                = total hutang / total harta
                                                = 25.181.533 / 59.324.207
                                                = 0,424 ( 0,424 x 100 % = 42,4%)
3. Rasio aktivitas
                - Total assets turn over      
                                                                = penjualan / total harta
                                                                = 50.059.427 / 59.324.207
                                                                = 0,843 atau hampir 1 x
                - Fixed assets turn over  
                                                                = penjualan / harta tetap
                                                                = 50.059.427 /33.121.235              
                                                                = 1,51  atau 1 kali
                - Average collection period
                                                                = (piutang / penjualan) x 360 hari
                                                                = (3.617.741 / 50.059.427 ) x 360
                                                                = 0.072 x 360
                                                                = 25,2 hari

                -  Inventory turn over           = hpp / persediaan
                                                                = 36.493.332 / 7.782.594
                                                                = 4,7 ( 5 kali )

    -    Working capital turn over  
                                                                = (penjualan – hpp) / penjualan
                                                                =( 50.059.427 - 36.493.332) / 50.059.427
                                                                = 13.566.095 / 50.059.427

                                                                = 0,28 X

                -    Receivable turn over         = penjualan / piutang
                                                                = 50.059.427 / 3.617.741
                                                                = 13,9 X
4. Ratio profibilitas
                - Gross profit margin       = laba kotor / penjualan
                                                          = 13.566.095 / 50.059.427
                                                          = 0,271 atau 27,1 %

                - Profit margin                  = laba bersih / penjualan
                                                           = 4.871.745 / 50.059.427
                                                           = 0,097 atau 9,7 %

                - Operating profit margin
                                                           = EBIT / penjualan
                                                           = 6.870.594 / 50.059.427
                                                           =0,137 Atau  13,7 %

                - Earning power                = persediaan / penjualan
                                                          = 7.782.594 / 50.059.427
                                                                              = 0,155 Atau 15,5 %






Mohon maaf Atas kesalahan dalam Melampirkan Tulisan ini.
terimakasih dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya

Sumber Laporan www. idx.co.id